MENAPAK JEJAK AMIEN RAIS
"Mas Amien, kita ini kan sudah hidup enak. Hidup lumayan, bisa menyekolahkan anak-anak. Mendapat gaji dari negara setiap bulannya. Sudah punya rumah dan mobil sendiri. Apa yang kamu cari lagi, Mas? Mengapa harus mengusik kenyamanan kita sendiri?" (hlm. 75)
Assalamualaikum wbt,
Biasanya kalau aku pergi ke mana-mana terutama shopping mall, aku mesti masuk kedai buku. Kalau tak beli pun belek-belek je dah ok. Ternyata kedatanganku ke Medan antara 27-31 Mac 2012 yang lalu menyebabkan aku tidak melepaskan peluang untuk merayau-rayau di salah sebuah kedai buku yang ada di tengah-tengah kota Medan - TB. GRAMEDIA MEDAN MAL. Akhirnya buku di atas dapat ku miliki dengan harga Rp66000. Sosok ini tidak asing di Malaysia apatah lagi di Indonesia, bukan sahaja kedudukannya sebagai tokoh politik, bahkan sebagai pemimpin besar masyarakat dan gerakan Islam Muhammadiyah membuatkan tokoh ini amat disegani.
Buku ini adalah hasil tulisan Hanum Salsabiela Rais, putri Pak Amien Rais sendiri. Justeru, seperti yang dinyatakan oleh beliau - :
'ayah saya, tidak bisa dipungkiri, merupakan sosok yang sering mengundang pro dan kontra di masyarakat...buku ini ringan bercerita tentang kisah-kisah inspiratif di balik panggung politik Amien Rais...tetapi untuk bercerita tentang keteladanan dari sehariannya sebagai pemimpin keluarga yang sangat saya kagumi.'
Memang tidak merugikan membaca dan menekuni buku ini. Bukan sahaja mengungkapkan ketrampilan dan ketokohan politik Pak Amien Rais, bahkan lebih dari itu - memberikan pengajaran dan tauladan dalam kehidupan, baik sebagai seorang ketua keluarga, suami dan juga ayah kepada anak-anaknya. Banyak sekali terkandung hikmah di sebalik tindakan-tindakan Pak Amien Rais dalam kehidupan sehariannya. Antara ungkapan menarik Pak Amien Rais yang dapat ditatapi melalui buku ini ialah -:
"Keluarga adalah pilar utama sebuah negara. Negara akan kuat jika dipimpin oleh pribadi yang berhasil dalam keluarganya." (hlm. 2)
"Kamu ini, sekolah Muhammadiyah, sudah pernah diajarkan semboyan Muhammadiyah belum? Islam adalah agamaku. Muhammadiyah adalah gerakanku." (hlm. 30)
"Pernikahan adalah waktu untuk berhenti membandingkan, Num." (hlm. 51)
"Bukan hanya yang terlihat mata, mana yang menimbulkan rasa "sreg" dalam kalbu saat kamu bertemu dengannya, itulah yang harus kamu pilih!" (hlm. 51)
"Kalau kamu ingin sukses, sukses apa saja, kamu harus menyisihkan minimal 3 jam sehari untuk menekuni apa yang kamu sukai." (hlm. 53)
"If I do my part, Allah will do His Part." (hlm. 59)
"Sejarah tidak berhenti hanya karena seorang Amien Rais...Mari kita buktikan pada semua bahwa pendukung Amien Rais adalah manusia-manusia berkualitas tinggi yang mampu kalah dan mampu bangkil kembali." (hlm. 179)
"Hanum, ini tolong belikan Bapak sapu...Ini, Pak, kembaliannya, dari harga Rp 7000, aku tawar dan akhirnya dilepas dengan Rp 3500...Lumayan kan, Pak? Sapunya bisa terbeli setengah harga...Hanum! Berikan semua uang ini ke tukang sapu itu. Kejar dia sampai kemana pun!" (hlm. 203)
Membaca buku ini membuatkan kita berfikir sedalam-dalamnya mengenai diri kerana sesungguhnya 'buku ini lahir bukan untuk memberikan pembelaan, meluruskan atau membenarkan sepak terajang seorang Amien Rais di kancah politik...berbagi cerita di balik sosok Amien Rais yang vokal namun bersahaja.'
Prof Dr. Ing. B. J. Habibie, Mantan Presiden Republik Indonesia - "Satu hal yang saya kagumi dari sosok Amien Rais...dengan membaca buku ini, kita akan lebih mengenal sisi lain dari ketokohannya dan 'kontroversi' seorang Amien Rais, yang kiranya dapat dijadikan pelajaran juga oleh generasi muda Indonesia."
Akhirnya, selamat membaca!